Friday, March 30, 2007

Dongeng Sebelum Lelap


Dingin malam dan beranjak pagi
Bawaku dalam satu cerita sang penguasa malam
Langit malm memerah saga di ujung malam
Terbakar bara temaram lampu kota menjelang ajalnya
Kucoba menyisir kembali tiap-tiap bilah isi kepala
Setelah lama dan semakin lama,....
Dan di ujung kepalaku juga
Semua jadi indah
Dan aku pun mengantuk

Wednesday, February 21, 2007

Menatap Senja Semu


Menuangkan hari demi hari
Menanti datangnya malam
Sendu sunyi di ambang gulita
Menilik kembali yang telah kulalui

Tuesday, January 30, 2007

Riwayat Belalang Tua


Saat tirani mulai tak enggan lagi tuk tunjukan belangnya
Ingin kita berteriak
Namun hanya rintihan yang kian samar
Dengan sisa payah tenaga
Apalah arti badan yang rapuh ini
Melawan tebal tumpukan lemak perut para penguasa kita
Dewa kita yang semakin berkuasa atas semesta
Begitu gagahnya engkau memahatkan kaki di bumi

Tak pernah engkau memicingkan ujung matamu
Gemetaran tangan kami menengadah ke muka langit
Tak juga kau titkan sejuk bulir hujan
Menggantungkan harapan pada pucuk ranting kering
Menunggu uluran gemerisik kerontang daun bambu
Dengar kicau mentari yang kian merona
Di ujung kaki bumi berdebu ini

Catatan akhir kaum Samin

Friday, January 5, 2007

T'lah Ku Saksikan Sendiri Bidadari


Kerap kali telah aku temui
Yang elok penuh warna dunia
Sayang, hanya warna dunia mereka sendiri

Lawatan yang memang tak aku duga sebelumnya
Sahaja saja raut mukanya
Lembut ia bertutur kata
Sejuk hati ini menggapai maksud kata-katanya
Begitu bijak mengalir bak tetes embun di kemarau
Kurasakan sejuk di relung jiwa ini
Yang telah lama rindukan bulir hujan
Keindahan dan bijak petuahmu tak nampu sembunyikan belia usiamu Sungguh membuat aku dalam terlena
Ingin semakin jauh bersama dalam taburan mutiara nyanyianmu
Takut rasanya melepas semua yang telah terasa indah ini

"Semua yang indah di dunia ini, ada kalanya harus pudar"
Masih jelas terngiang wejangan-nya
Tapi keindahannya aku rasakan dari hatinya
Mungkinkah kan berpendar...???
Bak indahnya pelangi, yang indahnya hanya semu semata

Semoga saja tak demikian.........
Indah sinar rembulan terpancar dari rautmu
Teriring akhlakmu nan mulia
Bercerita hingga ujung dunia

Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku
Semoga kau tetap setia temani aku
Walaupun dalam angan-anganku belaka

Salam dari Tukang Melamun

Tak Tahu Bagaimana Rasanya


Terharukah,.....tapi kenapa aku tak menangis? Ataukah terlalu senang,...? Aku juga tak tahu apa yang sebenarnya kurasakan saat itu. Kulihat lagi senyum di setiap sudut kampung halamanku. Disana hidupku yang mungkin telah mulai terkubur oleh perilaku yang boleh dibilang kekota-kotaanku saat ini. Kota...???!!! Terlalu berlebihan kayanya..... Ingin kembali kukembali ke kehidupanku yang lalu. Tiap saat kupandang senyum yang tulus dari tiap hela nafas.
oleh-oleh pulang kampung lebaran haji

Wednesday, December 20, 2006

Semakin Bimbang Dan Bingung


Mungkin hanya pikiranku yang bingung saja dan semakin bimbang dalam hidup ini. Tak mengertilah aku,....... Mau marah ataukah mau tersenyum dengan linangan air mata. Semua aku rasakan semakin tak ada kejelasan sama sekali. Seandainya fajar segera menyingsing,......dan seandainya ia dapat mendengar semua curahan hati ini ,..... Harus aku diamkan saja semua itu dan hilang dalam sendiri ini. Tapi aku harus bertahan,.... Aku seorang lelaki yang tak mungkin harus menumpahkan semua dalam larutan tangis.......... Semua pasti akan baik-baik saja bukan...??? Sebuah tanda tanya besar buat diriku sendiri. Aku sudah berusaha semampuku tapi bila semua sudah tak mampu lagi aku pertahankan..... Bukankah semua hanya sia-sia belaka Bukan aku tak berani hadapi kenyataan,....tapi semua begitu cepat bagiku. Terlalu muda rasanya untuk menyerah pada waktu. Terlalu tua aku termenung dalam harapan Tapi,.... Aku harus bertahan,.... Karena harapan mereka....


03.15 hari pasti berganti

Menyapa Jiwa Yang Rapuh


Dongkol sendiri rasanya,.....
Ketika pagi ini aku terbangun oleh suara yang tak aneh lagi,....

Memang nggak ada yang patut aku salahkan, ataukah aku harus salahkan diri sendiri,....woooo...tak mungkin aku salahkan diriku sendiri kan???
Hujan yang buat kamarku jadi sejuk sejak sore itu,.....tapi aneh.
Mata juga tak kunjung dapat terpejam. Hingga hampir jam 03.00 dini hari.
Insomnia kali kata bule-bule luar negeri. Pagi itu juga aku mandi, sapa tahu besok mau berangkat jalan lupa nggak mandi,...he..he....

Akhirnya jam 04.00 kurang mata udah lelah sendiri setelah sekian lama tak akur ama nieh badan. Udah capek banget badanku.....ingin rasanya tidur sampai sore lagi. Baru mata mau pejem,.....Eeeeee....ada suara itu...

Suara Adzan bertalu,.....Sebel rasanya.
Mata jadi gak bersahabat lagi. Mau bangun males, tapi mata gak bisa pejem.
Sebagai pelampiasan,...aku teriak sekenceng-kencengnya,......
Legaaaaaa,.........Sampai pada lompat tuh ayam tetangga dari tempat tidurnya.
Sampai terkencing-kencing kecoa di kamar mandi karena kaget,....
Puuaaaaaassssss......

Habis itu aku hitung pakai anganku harta kaum pejabat-pejabat itu. Setelah kira-kira belum ketemu juga akhirnya,....Berhasil aku tidur juga Dech.

Mata masih pedes,.....jam udah menunjukkan jam 09.13,.....
Tuh kan bener juga,.....Gak sempet mandi, cuma mandi ayam kali ya....he...he...
jadi buka rahasia sendiri. Tapi udah ganteng koq......
Cabut dech.......

Begitu sederhanakah hari ini aku lalui,.....????
Seperti banyak yang kurang, seperti kita hidup tanpa muka. Kenapa dengan santai
aku melenggang di jalanan.....Sementara aku melupakan Sang Widhi....
Subuh yang ku anggap selama ini sebagai gangguan surga ku.....
Akankah nanti kan kuraih surga,........Aku jadi menyesal juga....
Do'akan daku kawan.......Semoga hariku tak sesederhana tadi.....
Amin....


nuransyah