Friday, January 5, 2007

T'lah Ku Saksikan Sendiri Bidadari


Kerap kali telah aku temui
Yang elok penuh warna dunia
Sayang, hanya warna dunia mereka sendiri

Lawatan yang memang tak aku duga sebelumnya
Sahaja saja raut mukanya
Lembut ia bertutur kata
Sejuk hati ini menggapai maksud kata-katanya
Begitu bijak mengalir bak tetes embun di kemarau
Kurasakan sejuk di relung jiwa ini
Yang telah lama rindukan bulir hujan
Keindahan dan bijak petuahmu tak nampu sembunyikan belia usiamu Sungguh membuat aku dalam terlena
Ingin semakin jauh bersama dalam taburan mutiara nyanyianmu
Takut rasanya melepas semua yang telah terasa indah ini

"Semua yang indah di dunia ini, ada kalanya harus pudar"
Masih jelas terngiang wejangan-nya
Tapi keindahannya aku rasakan dari hatinya
Mungkinkah kan berpendar...???
Bak indahnya pelangi, yang indahnya hanya semu semata

Semoga saja tak demikian.........
Indah sinar rembulan terpancar dari rautmu
Teriring akhlakmu nan mulia
Bercerita hingga ujung dunia

Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku
Semoga kau tetap setia temani aku
Walaupun dalam angan-anganku belaka

Salam dari Tukang Melamun

Tak Tahu Bagaimana Rasanya


Terharukah,.....tapi kenapa aku tak menangis? Ataukah terlalu senang,...? Aku juga tak tahu apa yang sebenarnya kurasakan saat itu. Kulihat lagi senyum di setiap sudut kampung halamanku. Disana hidupku yang mungkin telah mulai terkubur oleh perilaku yang boleh dibilang kekota-kotaanku saat ini. Kota...???!!! Terlalu berlebihan kayanya..... Ingin kembali kukembali ke kehidupanku yang lalu. Tiap saat kupandang senyum yang tulus dari tiap hela nafas.
oleh-oleh pulang kampung lebaran haji