Wednesday, December 20, 2006

Semakin Bimbang Dan Bingung


Mungkin hanya pikiranku yang bingung saja dan semakin bimbang dalam hidup ini. Tak mengertilah aku,....... Mau marah ataukah mau tersenyum dengan linangan air mata. Semua aku rasakan semakin tak ada kejelasan sama sekali. Seandainya fajar segera menyingsing,......dan seandainya ia dapat mendengar semua curahan hati ini ,..... Harus aku diamkan saja semua itu dan hilang dalam sendiri ini. Tapi aku harus bertahan,.... Aku seorang lelaki yang tak mungkin harus menumpahkan semua dalam larutan tangis.......... Semua pasti akan baik-baik saja bukan...??? Sebuah tanda tanya besar buat diriku sendiri. Aku sudah berusaha semampuku tapi bila semua sudah tak mampu lagi aku pertahankan..... Bukankah semua hanya sia-sia belaka Bukan aku tak berani hadapi kenyataan,....tapi semua begitu cepat bagiku. Terlalu muda rasanya untuk menyerah pada waktu. Terlalu tua aku termenung dalam harapan Tapi,.... Aku harus bertahan,.... Karena harapan mereka....


03.15 hari pasti berganti

Menyapa Jiwa Yang Rapuh


Dongkol sendiri rasanya,.....
Ketika pagi ini aku terbangun oleh suara yang tak aneh lagi,....

Memang nggak ada yang patut aku salahkan, ataukah aku harus salahkan diri sendiri,....woooo...tak mungkin aku salahkan diriku sendiri kan???
Hujan yang buat kamarku jadi sejuk sejak sore itu,.....tapi aneh.
Mata juga tak kunjung dapat terpejam. Hingga hampir jam 03.00 dini hari.
Insomnia kali kata bule-bule luar negeri. Pagi itu juga aku mandi, sapa tahu besok mau berangkat jalan lupa nggak mandi,...he..he....

Akhirnya jam 04.00 kurang mata udah lelah sendiri setelah sekian lama tak akur ama nieh badan. Udah capek banget badanku.....ingin rasanya tidur sampai sore lagi. Baru mata mau pejem,.....Eeeeee....ada suara itu...

Suara Adzan bertalu,.....Sebel rasanya.
Mata jadi gak bersahabat lagi. Mau bangun males, tapi mata gak bisa pejem.
Sebagai pelampiasan,...aku teriak sekenceng-kencengnya,......
Legaaaaaa,.........Sampai pada lompat tuh ayam tetangga dari tempat tidurnya.
Sampai terkencing-kencing kecoa di kamar mandi karena kaget,....
Puuaaaaaassssss......

Habis itu aku hitung pakai anganku harta kaum pejabat-pejabat itu. Setelah kira-kira belum ketemu juga akhirnya,....Berhasil aku tidur juga Dech.

Mata masih pedes,.....jam udah menunjukkan jam 09.13,.....
Tuh kan bener juga,.....Gak sempet mandi, cuma mandi ayam kali ya....he...he...
jadi buka rahasia sendiri. Tapi udah ganteng koq......
Cabut dech.......

Begitu sederhanakah hari ini aku lalui,.....????
Seperti banyak yang kurang, seperti kita hidup tanpa muka. Kenapa dengan santai
aku melenggang di jalanan.....Sementara aku melupakan Sang Widhi....
Subuh yang ku anggap selama ini sebagai gangguan surga ku.....
Akankah nanti kan kuraih surga,........Aku jadi menyesal juga....
Do'akan daku kawan.......Semoga hariku tak sesederhana tadi.....
Amin....


nuransyah

Tuesday, December 19, 2006

Begitu Siapkah Kita Hadapi


Ibarat seorang Serdadu di tengah medan pertempuran. Bak layaknya seekor domba yang telah ditinggalkan Sang Gembala di tengah padang penuh serigala, yang setiap saat setia dalam penantian kelengahan sang makhluk lemah itu.

Ketika kita bertanya, apakah benar kita selalu siap tuk hadapi hidup. Bukan.....bukan kematian yang kita takutkan. Bukankah kematian bukan sesuatu yang baru dalam hidup? Tak perlu menunggu kematian datang, kapanpun kita mau, dia akan setia menunggu kita.

Tapi yang kita takutkan adalah hidup itu sendiri. Bukan kah bila kita sudah tak lagi hidup kita sudah tak dapat berbuat salah. Lain halnya bila kita hidup, kita kadang malah tak merasa jika hidup kita penuh dengan kesalahan. Ya,..... yang terbaik adalah kita review hidup kita tiap saat.
Semoga kita semua dalam jalan yang lurus, bukan jalan kanan ataupun kiri.

Wednesday, December 13, 2006

Mata Keranjang


Ada pepatah yang pernah berpetuah padaku,'' Dari mata turun ke hati". Dulu, semasa masih bingung cari yang namanya cewe,......mungkin hanya itu sebagai pedoman ya.
Apa karena aku hanya terpaku pada peri bahasa Melayu itu ya,...???
Hingga semua aku pikir hanya dari pandangan yang semuanya itu hanya semu semata dan cepat berlalu. Aku lupa bahwa aku ini orang Jawa.
Dalam falsafah Jawa pun telah di wariskan selama turun-temurun. Bibit, bebet lan bobot.
Semua itu dapat kita pahami sebagai : Jalur keturunan, Nilai seseorang dari kepribadian dan yang terakhir adalah nilai fisik seseorang.
Bila kita bandingkan dengan falsafah Melayu di atas, tentu akan sangat beda sekali bila di terapkan dalam lingkup kejawen.
Bila aku sampaikan pandangan Melayu tadi kepada orang-orang tua mereka akan sangat menentang pegangan hidup kaum muda Melayu tadi.
Bukankah apa yang kita lihat tak kan selamanya sama seperti apa yang sebelumnya..???
Bila kita mencintai seseorang dari mata, semuanya akan begitu cepat berlalu, bukankah mata sumber dari maksiat???
Berarti kita mencintai apa yang kita lihat atas dasar nafsu belaka. Bukankah semua dapat kita rasa lebih indah bila sesuatu dapat kita rasa indah dengan hati

Langkah Kakipun Kadang Terhenti


Ketika kita tuk berhenti berfikir di dunia ini. Ibarat kita berhenti melangkah dalam menggapai mimpi-mimpi kita selama ini. Dan yang terbayang hanyalah impian itu sendiri. Dan mungkin masih bergunakah hal yang telah kita capai berlalu begitu saja. Ibarat kokok ayam jantan di pagi hari dan sinar mentari saat fajar menyingsing merenggut semua mimpi-mimpi itu semua.
Tapi selama ini aku masih tetap berharap pada 'atap ilalang gubug' tempat tinggalku, untuk menutup gendang telingaku dan menggelapkan mataku agar aku tetap dapat melanjutkan mimpi malamku.

Saat ini aku sedang ragu, masih jelas terpampang mimpiku dalam pelupuk mataku. Mimpi yang pagi tadi t'lah direnggut tabir kabut.

Aku Adalah Orang 'Jawa'


Kerapkali aku bertemu dengan orang kulit putih, yang sekali-kali bukan bodoh, malahan bangsawan pikiran, tetapi angkuhnya bukan main, tiada tertahan.
Hal itu menyakitiku bukan main, dan terlalu banyak orang merasakan kepada kami, bahwa kami orang Jawa sebenarnya bukanlah manusia.
Betapakah orang Belanda hendak kami, - orang Jawa - kasih sayangi, apabila kami diperlakukannya secara demikian.